Berikut ini adalah abstrak untuk proposal penelitian kami yang didanai oleh konsorsium riset dan inovasi Covid-19 ke Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementrian Keuangan (LPDP) dan Kementrian Riset dan Teknologi / Badan Riset Dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) untuk tahun anggaran 2020.
This paper provides a comparison study of the quality services of RPL protocols in low-power and lossy networks (LLN). We evaluate and compare our proposed protocol which is an extension of RPL based on Operator Calculus (OC), called RPL-OC, with the standard and other RPL variants. OC based approach is applied to extract the feasible end-to-end paths while assigning a rank to each one. The goal is to provide a tuple that containing the most efficient paths in end-to-end manner by considering more network metrics instead of one. Further, to address some significant issues of the performance analysis, a statistical test has been performed in order to determine whether the proposed protocol outperforms others or not by using Friedman test. The results show that there is a strong indication that four different protocols were analyzed and compared. It reveals that the proposed scheme outperforms others, especially in terms of end-to-end delay and energy consumption which allow ensuring quality of services requirements for Internet of Things (IoT) or smart city applications.
Index Terms—RPL, Routing, LLN, IoT, Friedman Test.
Suatu kehormatan buat saya diminta menjadi pembicara dalam acara Webinar Series dari Universitas Nasional, Jakarta, Indonesia yang akan diadakan pada Senin 22 Juini 2020 jam 10.00 – 12.00 WIB.
Pada kesempatan ini, saya akan berbagi sedikit pengalaman saya dalam merancang bangun sebuah Machine Learning untuk mendeteksi Covid-19 dengan memanfaatkan citra medis. Seperti apa rancangan Machine Learning? Apakah seperti mesin jahit bentuknya? Nah…biar ga penasaran, buruan daftar…..Kalau terlambat, jangan nangis dan sedih. Masih ada kesempatan lain…
Beberapa hari ini, saya melihat dan mendengar dari berbagai sumber media, baik itu media pers maupun sosial media yang memberitakan tentang kebakaran hutan di Indonesia; khususnya di Kalimantan dan Sumatera. Memang sangat disayangkan atas kejadian kebakaran atau “pembakaran” hutan ini. Diperlukan kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan hidup, alam sekitar, terutama hutan sebagai jantungnya keberlangsungan ekosistem di dunia yang kita tempati ini. Tapi saya tidak akan membahas apa penyebab dan akibat dari kebakaran hutan tersebut. Ini masalah yang sangat pelik, karena masalah ini sangat beririsan dengan kebijakan pemerintah, politik, ekonomi, pendidikan, mental, budaya dan teknologi.
Nah pada tulisan blog saya kali ini, saya akan coba membahas dari sisi teknologi. Kira-kira teknologi apa yang bisa diterapkan untuk membantu atau mencegah terjadinya kebakaran hutan. Kebetulan topik ini menjadi salah satu aspek yang saya bahas ketika saya melanjutkan studi S3 Doktoral. Kebetulan (lagi) saya memiliki kesempatan studinya di luar negeri atas beasiswa pemerintah Indonesia. Kebetulan (sekali lagi) saya berada di kota yang cantik dengan di kelilingi kebun anggur terluas dan terpanjang di Perancis. Dan secara geografis, kebun-kebun anggur ini juga memiliki peluang kebakaran juga. (more…)
Bonjour, je m’appelle Abdusy SYARIF. Je travaille à CESI Strasbourg, en collaboration avec ABA et JFDR dans le cadre d’un projet de recherche international. (more…)
Since October 2017, I have been involving as a member of International Joint Research (IJR) project between 3 institutions (2 France, 1 Indonesian). Currently I’m an associate professor at UMB (maybe until [month] 20[xx] 🙂 ) and a PostDoc fellow at CESI Starsbourg, France, as a part of joint research between UMB-UHA-CESI. We have started our project on December 2017. (more…)
I have made some cover with only using my guitar, cables, and open source software such as Guitarix virtual amp and Audacity on my Linux machine. With a little bit effort and no need to big some money to make your own home studio recording. Today, with the increasing of technology in hardware and software, and of course the Internet, we can make our own music studio in your home or even in your room and start to ROCK. 😀 (more…)
The Non-dominated Sorting Genetic Algorithm is a Multiple Objective Optimization (MOO) algorithm and is an instance of an Evolutionary Algorithm from the field of Evolutionary Computation. Refer to for more information and references on Multiple Objective Optimization. NSGA is an extension of the Genetic Algorithm for multiple objective function optimization. It is related to other Evolutionary Multiple Objective Optimization Algorithms (EMOO) (or Multiple Objective Evolutionary Algorithms MOEA) such as the Vector-Evaluated Genetic Algorithm (VEGA), Strength Pareto Evolutionary Algorithm (SPEA), and Pareto Archived Evolution Strategy (PAES). There are two versions of the algorithm, the classical NSGA and the updated and currently canonical form NSGA-II.
Internet of Things (IoT) bukan lagi sebagai fantasi sains-fiksi. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat memungkinkan terhubungnya semua objek sehari-hari ke Internet. Namun, diperlukan sebuah solusi yang interoperabel untuk memastikan optimal komunikasi antar objek-objek tersebut. Protokol routing adalah salah satu elemen kunci pada IoT. Karena protokol routing memungkinkan setiap objek menentukan bagaimana mencapai objek lain. Beberapa kendala pada protokol routing antara lain saluran komunikasi yang tidak stabil dan energi daya rendah yang harus diperhitungkan dalam pengembangan protokol routing yang sesuai untuk IoT. Pada artikel kali ini, saya akan menyajikan sekilas tentang protokol RPL yang dirancang khusus untuk jaringan berdaya rendah dan lossy (Low-power and Lossy Network disingkat LLN).
I’m running Linux Ubuntu 14.04 on my laptop and I would like to share my internet connection via bluetooth.
What I am looking for is the following: (more…)